PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI PANGAN
Indonesia sebagai negara
agraris memiliki banyak potensi sumber pangan baik sebagai sumber karbohidrat,
sumber protein, sumber lemak maupun sumber vitamin dan mineral. Pangan sebagai sumber karbohidrat misalnya
padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, suweg, umbi kimpul. Pangan sebagai sumber protein diantaranya
daging, ikan, telur, susu, kerang, kedelai. Sebagai sumber lemak diantaranya
berbagai jenis kacang-kacangan, kelapa, biji kapas dan sebagainya. Sedangkan
sebagai sumber vitamin dan mineral adalah buah-buahan dan sayuran.
Namun dari sebanyak jenis
sumber pangan tersebut diatas yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak
seanekaragam jenis pangan yang ada.
Konsumsi pangan jenis sumber karbohidrat terutama beras dan terigu masih
diatas anjuran, sehingga kualitas konsumsi pangan tidak meningkat walaupun
telah terjadi peningkatan konsumsi beras dan terigu.
Di Indonesia konsumsi
beras masih cukup tinggi , diatas 100 kg per kapita pertahun. Idealnya (seperti di jepang) konsumsi beras
sekitar 60 kg perkapita per tahun.
Sedangkan konsumsi protein hewani, aneka kacang, umbi-umbian, buah dan
sayuran masih rendah. Sehingga untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan
perlu dilakukan peningkatan konsumsi aneka ragam pangan terutama pada protein
hewani, umbi, kacang, buah dan sayur.
Untuk tercapainya
penganekaragaman kosumsi pangan memang tidak mudah, perlu adanya perubahan
prilaku dari masyarakat baik dari segi pengetahuan, sikap maupun tindakan. Masyarakat perlu mengetahui bahwa sumber karbohidrat
itu bukan hanya beras, masih banyak pangan lokal yang dapat digunakan sebagai
pengganti beras. Setelah tahu diharapkan
masyarakat mau mengkonsumsi sumber karbohidrat selain beras, sehingga konsumsi
beras dapat diturunkan.
Mengapa
perlu penganekaragaman konsumsi pangan?
Sebagai manusia kita
perlu asupan makanan ke dalam tubuh kita untuk melakukan aktivitas. Kecukupan pangan dan gizi merupakan merupakan
prasyarat bagi pemenuhan hak dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan
dan lain sebagainya. Bagaimana dapat
mencapai pendidikan dengan hasil maksimal jika dalam keadaan kondisi perut
lapar?. Bagaimana dapat mencapai
produktivitas yang tinggi dalam bekerja jika perut dalam kondisi lapar? Sayangnya tidak ada satupun jenis makanan
yang mengandung gizi untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Setiap hari tubuh manusia memerlukan sekitar
40 jenis zat gizi .
Penganekaragaman konsumsi
pangan akan dapat menghasilkan gizi yang seimbang. Gizi yang seimbang sangat penting untuk
pertumbuhan yang normal, untuk perkembangan, untuk peningkatan kecerdasan,
untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan aktivitas sehari-hari lainya. Tanpa terpenuhinya gizi yang seimbang tujuan
tujuan tersebut sulit tercapai.
Agama mengajarkan untuk
mengkonsumsi makanan yang halal dan toyib (halalan
toyyiban). Disini dapat di artikan kita diajarkan untuk memakan makanan
yang baik dan bergizi agar tubuh menjadi sehat.
Prinsip konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman)
No comments:
Post a Comment
Komentar