Hygiene perorangan
Kali ini saya akan menulis tentang ruang lingkup hygiene individu ( perorangan) yang sangat penting peranannya dalam mencegah keracunan dalam pengolahan pangan.
Materi ini saya ambil dari " Pengantar ilmu pangan, nutrisi dan mikrobiologi" Karya P>M Gaman dan K.B sherrington.
Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan berkaitan dengan hygiene perorangan dalam pengolahan pangan?. Silahkan cermati ulasan di bawah ini.
Hygiene perorangan mencakup semua aturan hygiene yang menjadi tanggungjawab individu dan semua pengelola makanan, harus mempunyai pengetahuan dasar tentang pengetahuan dasar tentang peraturan tersebut.
Hygiene perorangan meliputi:
1. Pencucian tangan
Banyak alasan kenapa harus sering mencuci tangan selama dalam pengolahan makanan, karena tangan ini merupakan bagian tubuh yang sering kontak dengan barang atau alat lain sehingga rawan kotor/kontaminasi.
Kapan kita harus mencuci tangan?
a. Sebelum mengelola pangan di dapur.
Hal ini untuk menghindari terkontaminasinya makanan oleh Staphylococcus aureus yang dapat menempel pada kulit.
b. Diantara operasi pengolahan pangan
Ini untuk mencegah kontaminasi silang dari semua tipe bakteri penyebab keracunan pangan dari bahan mentah ke bahan yang sudah diolah.
c. Setelah buang hajat dan sebelum meninggalkan ruang pencuci
ini untuk mengurangi resiko perpindahan bakteri seperti Salmonella dan Clostridium perfringens dari tinja dan pegangan pintu.
d. Sesudah merokok, batuk dan bersin dan sesudah menggunakan sapu tangan
Hal ini untuk mengurangi resiko perpindahan staphilococcus aureus ke dalam makanan.
Fasilitas cuci tangan yang lengkap sangat penting meliputi; bak pencuci tangan (dengan air panas dan dingin), drainase harus baik, handuk /tisue atau alat pengering tangan lain, sabun/ detergen dan penyikat kuku.
2. Batuk dan bersin
Batuk dan bersin dapat menjadi sarana penyebaran Staphylococi ke pangan atau permukaan tempat kerja, sehingga diusahakan jangan mengelola makanan secara terbuka. Sapu tangan atau tisu harus dipakai setiap waktu. Kertas tisu sebaiknya menggunakan yang sekalli pakai.
3. Merokok
Merokok melibatkan kontak antara tangan dan mulut dan dapat menyebabkan menyebarnya Staphylococcus aureus. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan batuk.
4. Pakaian yang dipakai diluar ruang kerja
Pakaian yang dipakai diluar ruang kerja harus di simpan dalam lemari diluar ruang makanan, karena dapat menyebabkan terkontaminasi oleh Staphylococcus dan Streptococcus, terutama di tempat tempat yang banyak orang. seperti misalnya di angkutan umum/ bus.
5. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung harus dipakai oleh semua pengelola makanan, harus dicuci secara teratur. Kain penutup kepala harus dirancang untuk menahan rambut tetap pada posisinya, karena rambut dan ketombe merupakan sumber yang potensial untuk kontaminasi oleh bakteri terutama Staphilococcus aureus. Jika rambut panjang harus diikat ke belakang dan jangan menyisir rambut dekat dengan makanan. Bahaya utamanya addalah perpindahan bakteri dari rambut ke tangan kemudian ke makanan
Silahkan Baca juga :
6. Luka karena pisau, parut, bisul dan bintik infeksi
Luka yang terbuka, terparut, bisul dan luka yang membusuk seringkali merupakan tempat persembunyai Staphylococci. sehingga luka harus ditutup dengan sarana penutup yang bersih dan tahan air jika mengelola makanan. Kotak PPPK yang dilengkapi dengan sarana tersebut harus tersedia di dalam ruangan.
7. Kuku
Kuku yang panjang dan kotor merupakan tempat kotoran dan bakteri, oleh karena itu kuku jari harus pendek dan bersih. Cat kuku tidak perlu dipakai oleh pengelola makanan.
8. Perhiasan
Perhiasan perorangan dapat merupakan tempat bakteri , selain itu dapat jatuh ke dalam makanan. Oleh karena itu perhiasan selain cincin kawin tidak perlu dipakai oleh pengelola makanan.
9. Kesehatan
Setiap perorangan yang terlibat dalam pengelolaan makanan dan sedang menderita diare, muntah muntah, luka membusuk, bisul bisul atau telinga, mata atau hidungnya mengeluarkan kotoran tidak boleh menangani pangan.
Begitu juga pekerja yang menderita atau carier tifus dan para tifus atau sembarang penyakit infeksi seperti salmonella, disentri amoba atau basiler, atau infeksi staphylococcus yang dapat menyebabkan keracunan pangan tidak boleh menangani pangan.