Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan maka perlu dilakukan pemilihan
panelis berdasarkan pada kriteria dan persyaratan tertentu. Dengan demikian akan diperoleh panelis dengan
kemampuan sesuai dengan kebutuhan uji organoleptic yang akan dilakukan.
Proses seleksi penentuan panelis dilakukan dengan dua tahap; yaitu tahap
pertama untuk menentukan kandidat panelis dan tahap edua untuk menentukan
panelis. Kandidat panelis yang dipilih
pada tahap awal hanya dilakukan dengan wawancara atau kuisioner mengenai
beberapa kriteria (missal; jenis kelamin, status social, status ekonomi, umur,
tingkat Pendidikan, apakah menyukai bahan pangan yang akan diujikan, apakah
aergi terhadap bahan pangan yang akan diujikan, memiliki kebiasaan merokok, dan
sebagainya).
Hasil seleksi tahap pertama diperoleh tiga katagori yaitu;
1. Memiliki
potensi baik sebagai panelis
2. Tidak
berpotensi
3. Siap
untuk seleksi tahap kedua
Pada seleksi tahap ke dua ditjukan untuk menentukan kemampuan kandidat
panelis sepagai panelis. Pada tahap kedua ini panelis di seleksi tingkat
kepekaannya, terutama terhadap bahan pangan yang akan diujikan. Hal ini berdasarkan pertimbangan untuk
mendapatkan hasil analisis organoleptic yang baik diperlukan panelis dengan
kepekaan yang cukup tinggi terhadap karakteristik organoleptic bahan yang
diujikan.
Ada beberapa metode pengujian
kepekaan panelis, yaitu;
1. Pengujian
nilai ambang batas rasa manis (Thresold Test)
Kepada kandidat panelis diberikan satu seri larutan gula dengan
konsentrasi berkisar 0% sampai 1 %. Selanjutnya panelis dipersilahkan untuk
menentukan sampel mana yang masih terasa manis. Dari hasil tersebut diperoleh
kandidat mana yang memiliki kepekaan lebih baik.
2. Uji
Triangle
Setiap kandidat panelis diberikan sepasang sampel untuk diamati. Pengamatan diulang sebanyak 10 kali dalam
waktu yang berbeda. Hasil yang diperoleh
dari semua kandidat panelis di ranking. Bila
jawaban yang benar minimal mencapai 60%, berarti kandidat tersebut memenuhi
syarat untuk tahap berikutnya.
3. Range
Methode
Kandidat panelis diberikan satu seri sampel yang bervariasi. Kemampuan memberikan penilaian secara benar
terhadap sampel merupakan petunjuk untuk menentukan kandidat panelis.
Selanjutnya perlu
dilakukan uji konsistensi terhadap panelis, artinya apakan kemampuan panelis
dalam menilai karakteristik bahan pangan selalu baik (konstan) atau
berubah-ubah. Metode untuk menguji konsistensi
panelis sudah tersedia dan dapat dipilih sesuai kebutuhan.
Tahap terakhir
dalam menetapkan kemampuan panelis adalah menetapkan jenis bahan pangan yang
akan digunakan dalam pengujian kemampuan panelis. Jenis bahan pangan yang akan
digunaan sebaiknya sudah diketahui karakteristiknya sehingga data hasil
pengujian akan mudah dalam proses analisisnya dalam menentukan kemampuan
panelis tersebut.
Kandidat yang
berhasil melewati seleksi selanjutnya dilakukan pelatihan (training).
Tujuan dilakukannya pelatihan adalah;
a. Membiasakan
panelis dalam melaksanakan uji organoleptic
b. Meningkatkan
kemampuan panelis dalam mengenal dan mengidentifikasi sifat inderawi
c. Meningkatkan
sensitivitas dan daya ingat panelis
d. Menyamakan
pandangan dari masing-masing panelis terhadap sifat yang akan dinilai, kriteria
dan metode yang digunakan, serta memperkecil perbedaan diantara panelis dalam
memberikan penilaian.
Demikan lah
tahapan - tahapan dalam menyeleksi calon seorang panelis dalam keperluan
analisis organoleptic. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Komentar