Thursday, 27 September 2018

Materi: Mengidentifikasi peralatan laboratorium


Materi :  Mengidentifikasi peralatan Laboratorium
Mata Pelajaran : Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian

Di laboratorium pengawasan mutu hasil pertanian terdapat berbagai jenis peralatan analisa.  Beberapa diantaranya digunakan untuk pengukuran, wadah penyimpan bahan kimia atau contoh, pencampuran, preparasi larutan atau campuran lain, pemanasan, pendinginan, destilasi, pemisahan, dan lain sebagainya.
Secara garis besar peralatan dasar yang digunakan di laboratorium pengawasan mutu hasil pertanian dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu;
1.    Peralatan gelas (glass ware equipment)
2.    Peralatan non gelas (non glass equipment) pendukung
3.    Peralatan pemanas (heating equipment)
4.    Neraca (balance) untuk menimbang

Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu;
1.    Peralatan gelas (glass ware equipment)
Peralatan yang terbuat dari gelas memounyai sifat khas, misalnya gelas pyrex tahan panas, gelas borosilikat tahan terhadap kenaikan suhu mendadak, gelas soda lime dapat dipanaskan pada api bunsen tanpa berwarna kusam.
Jenis peralatan gelas;
a.    Peralatan dasar meliputi;
a.1. gelas beaker
disebut juga dengan gelas piala adalah gelas pyrex yang dilengkapi dengan bibir tuang dan skala. Kapasitas gelas piala bermacam-macam mulai dari 5 ml sampai ada yang 5000 ml. Fungsi utama dari gelas piala adalah untuk menyimpan atau mencapur senyawa kimia, memanaskan senyawa kimia (gelas piala berukuran tinggi)


a.2. gelas ukur
Gelas ukur memiliki bibir tuang dan kaki berbetuk heksagonal atau berupa polipropilen yang ddapat dilepas.  Fungsi utama dari gelas ukur adalah mengukur volume suatu cairan sesuai keperluan.  Jenis gelas ukur yang dilengkapi penutup dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penguapan dari bahan kimia volatil.  Kapasitas gelas ukur diantaranya 10, 25, 50, 100 , 250, 500, 1000 dan 2000 ml.
 

a.3. labu erlenmayer
Labu erlenmayer adalah gelas dari bahan pyrex berbentuk kerucut dengan mulut sempit atau lebar.  Labu ini dilengkapi dengan skala dan memiliki kapasitas.  Labu ini memiliki fungsi yaitu untuk menyimpan, memanaskan, atau mencampur senyawa kimia dan unit skala tidak terlalu teliti, namun cukup memadai.

a.4. labu filtrasi
Labu filtrasi merupakan gelas pyrex yang memiliki dasar bulat dan kapasitas 100, 250, 500 dan 1000 ml.  Fungsi utama adalah untuk proses penyaringan Buchner, dan dapat dihubungkan ke pompa hisap.

a.5. labu volumetri
Labu volumetri atau labu ukur terbuat dri gelas jernih, dengan atau tanpa tutup polipropilen.  Fungsi utama dari labu ini adalah menyimpan hasil ekstraksi.
 

a.6. labu dasar rata/ bulat
Merupakan gelas pyrex yang memiliki dasar bulat atau rata, yang berfungsi utama untuk memanaskan cairan.
 

a.7. labu didih
Labu didih terbuat dari gelas bening, ada yang berdasar rata atau bulat.
 

a.8. cawwan petri
Fungsi utama adalah untuk wadah media kultur mikroba.
 

a.9. tabung reaksi
Terbuat dari gelas tahan panas, pyrex atau borosilikat. Fungsi utama dari tabung reaksi adalah untuk melakukan reaksi atau menyimpan senyawa kimia, atau menumbuhkan mikroba.
 

a.10. Botol pereaksi
Fungsi utama dari botol pereaksi adalah menyimpan senyawa pereaksi.
 

a.11. Bejana Lonceng
Fungsi bejana lonceng adalah untuk percobaan tentang hubungan antara fotosintesis dengan respirasi hewan. Atau untuk mengukur pengaruh tekanan udara rendah terhadap mahluk hidup, dengan dihubungkan ke pompa vakum.

a.    12 Corong
Corong terbuat dari kaca bening pyrex, plastik atau porselen.  Kegunaan corong adalah untuk proses penyaringan.
 

a.13. Desikator
Desikator terbuat dari borosilikat.  Ada dua jenis desikator yaitu memiliki knob bulat di bagian atas tutup dan memiliki kran dibagian atas tutup yang dapat mengeluarkan udara sehingga tercipta kondisi hampa.
 

a.14. Krusible
Terbuat dari porselen dengan bentuk pendek tebal atau tnggi, dilengkapi dengan atau tanpa tutup. Alat ini digunakan untuk membuat preparat abu tanaman.
 

a.15. Mortar
Mortar terbuat dari porselen dengan ukuran diameter luar lumpang adalah 70, 90, 110,125, 140, 210 mm.  Mortar berfungsi untuk menggerus dan menghaluskan sampel.
 

a.16. Filter
Terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran.  Filter berguna untuk memisahkan komponen tertentu ddari komponen lainnya.   Ukuran filter bervariasi tergantung dari jenis dan jumlah dari komponen yang akan dipisah.
 

b.    Peralatan ukur
Alat pengukur terdiri dari;
b.1. pipet tidak berskala
pipet adalah alat untuk mengambil atau memisahkan zat cair dengan volume tertentu.
b.2. pipet berskala
 


b.3. buret
Terbuat dari kaca bening, digunakan dalam proses titrasi

 

b.4. botol BOD
Botol BOD (Biological Oksygen demand) terbuat dari kaca bening  yang berfungsi untuk mengambil dan menyimpan sampel air yang akan diukur kandungan BOD-nya yang dilengkapi dengan tutup
 

c.    Peralatan analisis
Peralatan analisis terdiri dari;
c.1. termometer
alat pengukur suhu.  Fungsi utamanya adalah untuk mengukur suhu suatu senyawa kimia  (cair) atau suhu ruang inkubator.


 


c.2. piknometer
adalah alat untuk membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat
 


c.3. hidrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis atau kepekatan air
 

c.4. salinometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar garam yang terkadung dalam suatu larutan.





Demikian peralatan gelas yang umum ada pada suatu laboratorium mutu hasil pertanian.  Pada tulisan berikutnya akan saya kupas mengenai;
1.    Peralatan non gelas (non glass equipment) pendukung
2.    Peralatan pemanas (heating equipment)
3.    Neraca (balance) untuk menimbang

Terima kasih atas kunjungan anda...

Soal :  Tuliskan masing masing 3  Jenis peralatan gelas , non gelas dan nerasa beserta fungsinya yang ada di Laboratorium sekolahmu.

Wednesday, 26 September 2018

Mater: Media Pertumbuhan Mikroorganisme




MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang berukuran sangat kecil (mikro), biasanya bersel tunggal, secara individu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari tentang mikrooganisme di kenal dengan istilah Mikrobiologi. Mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) tipe biologik yaitu;
1.    Protozoa
2.    Alge (ganggang)
3.    Virus
4.    Jamur benang mikroskopik _jamur dan khamir
5.    Bakteri
Mikroorganisme dalam pertumbuhan dan  perkembangannya memerlukan media yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme tersebut. Susunan bahan nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba berbeda beda. Macam nutrien yang digunakan tergantung dari macam bakteri yang dibiakkan Media berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media..
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
1.      Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2.      Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri.
3.      Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

A.    Bentuk media
Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat, seperti agar-agar, gelatin dan sebagainya. Ada tiga bentuk media, yaitu:
1.   Media padat,
Merupakan media pertumbuhan yang di dalmnya menggunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar. Jumlah tepung agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba yang dibiakkan. Bila mikroba memerlukan kadar air tinggi maka jumlah tepung agar harus rendah/sedikit, tetapi bila kadar air harus rendah makan penambahan tepung agar harus lebih banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan akadang-kadang mikroalgae. Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:
a.      Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri.
b.      Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung reaksi.
c.      Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.

2.  Media cair,
Yaitu bila ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Umumnya dipergunakan untuk pembiakan mikroalgae, kadang-kadang bakteri dan ragi.
3.   Media semi padat atau semi cair,
            Yaitu bila penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang. Umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif, atau untuk pemeriksaan pergerakkan bakteri.

B. Susunan Media
            Sesuai dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:
1.  Kandungan air
2.  Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
3.  Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain . Karbon diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi sintesis dalam pertumbuhan, pemeliharaan keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya.
4.  Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti fosfat, potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat
5.  Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial. 

C. Jenis Media
  Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan bakteri, maka media dapat berupa:

1.   Media alami,
            Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, touge, daging, umbi-umbian dan sebagainya. Pada saat ini media alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk pertumbuhan dan perkembanganbiakan virus.
2.   Media Sintetik Atau Buatan
Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik organik maupun anorganik.
            Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:
            K2HPO4              0,5 gram
            KH2PO4              0,5 gram
            MgSO4                0,1 gram
            NaCl                0,1 gram
            CaCO3             secukupnya
3.   Media Semi Sintetik
Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetik.
            Misalnya:         Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri:
                                    Pepton                         10 gram
                                    Ekstrak daging            10 gram
                                    NaCl                            5 gram
                                    Aquades                      1 liter

D. SIFAT MEDIA
            Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain seperti isolasi, seleksi dan diferensiasi biakan yang baru didapat. Artinya penggunaan beberapa jenis zat tertentu  yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perrkembangbiakkan mikroba, banyak juga dilakukan dan digunakan. Sehingga masing-masing media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya. Berdasarkan sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi:
1. Media dasar/ umum
      Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain.
2. Media Diperkaya
      Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah, serum atau ekstrak hati.
3. Media diferensial
       Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi dan identifikasi bakteri.
4. Media Selektif
       Media ini digunakan untuk menyeleksi  pertumbuhan mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis  Salmonella dan Shigella.
5. Media Uji
      Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.
6. Media Enumerasi
      Media ini digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.


E. Penyiapan Media
            Media alami, misalnya susu skim, tidak menimbulkan masalah di dalam penyiapannya sebagai media; hanya semata-mata dituang kedalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu air pada produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, dan juga dalam bentuk siap pakai di dalam cawan-cawan petri, tabung atau botol.
            Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah mengikuti langkah-langkah berikut:
1.  Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap dilarutkan dalam air suling dengan volume yang sesuai.
2.  pH (derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan (dengan penambahan larutan basa atau asam) dengan nilai optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikultivasi. pH ditentukan dengan menggunakan indikator pH.
3. Medium tersebut dituang kedalam wadah yang sesuai seperti tabung, labu, atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam sebelum disterilisasi.
4. Medium itu disterilkan, biasanya dengan menggunakan autoklaf; proses ini menggunakan panas dibawah tekanan uap.

F. Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
    Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan  fisik yang sesuai, seperti;
1.      Suhu
2.      Atmosfer gas
3.      Keasaman atau kebasaan (pH)


G. Pilihan Media Dan Kondisi Inkubasi
            Untuk dapat memilih dengan baik media dan kondisi fisik, haruslah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah bakteri yang akan diisolasi itu aerobik atau anaerobik?
2.      Apakah spesimen itu mengandung bakteri autotrofik atau heterotrofik, dan bila demikian apakah kedua tipe tersebut akan dikultivasi?
3.      Apakah spesimen itu mengandung organisme termofilik, mesofilik atau psikrofilik?

            Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi:
1.      Lactose Broth
            Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

2EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
            Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

3. Nutrient Agar
            Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

4. Nutrient Broth
            Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut:
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.

5. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
            MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:
1. Protein dari kasein 10 g/L
2. Ekstrak daging 8,0 g/L
3. Ekstrak ragi 4,0 g/L
4. D (+) glukosa 20 g/L
5. Magnesium sulfat 0,2 g/L
6. Agar-agar 14 g/L
7. Dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8. Tween 80 1,0 g/L
9. Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10. Natrium asetat 5 g/L
11. Mangan sulfat 0,04 g/L
MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

6. Trypticase Soy Broth (TSB)
            TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

7. Plate Count Agar (PCA)
            PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

8. Potato Dextrose Agar (PDA)
            PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

9. VRBA (Violet Red Bile Agar)
            VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

DAFTAR PUSTAKA

P.M. Gaman – Sherrington. 1994. Pengantar ilmu pangan, nutrisi dan Mikrobiologi.  Edisi kedua. Gajahmada University Pess, Yogyakarta.
Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Ermila, Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
Situs Web
Dunia Mikro. 2008. Media Pertumbuhan Mikrobiologi.(Online). file:///C:/Documents%20and%20Settings/User%204732Z/My%20Documents/media-pertumbuhan-mikroorganisme.html. (Diakses Sabtu, 31 Maret 2011. Pukul 10. 30WIB).

Soal;
1. apa saja persyaratan media sebagai tempat pertumbuhan mikroba?
2. apa saja yang harus ada dalam susunan media untuk pertumbuhan mikroba?
3. Berdasarkan praktikum yang kamu lakukan, bagaimana prosedur cara membuat media PDA (Potatos Dextrose Agar)?


JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL

JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL Ada beberapa jenis proses pemanasan yang umum diterapkan dalam proses pengalengan pangan, seperti blansir...