Wednesday 10 October 2018

Materi: Perawatan alat laboratorium


Materi :Merawat Peralatan Laboratorium
Mata pelajaran:  Dasar Pengendalian mutu Hasil Pertanian

Perawatan dan pemeliharaan peralatan laboratorium merupakan hal yang mutlak diperlukan di laboratorium.  Pemilihan, penggunaan, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan yang tepat menjadi kunci dalam perawatan peralatan laboratorium.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara peralatan laboratorium;
1.    Sebelum menggunakan peralatan gelas, periksa terlebih dahulu apakan peralatan yang digunakan dalam keadaan baik
2.    Peralatan yang baru biasanya bersifat basa dan harus dicuci pada saat diterima. Umumnya direndam dengan HCl atau HNO3 sebelum dicuci dan dibilas dengan air destilasi
3.    Tidak merendam peralatan gelas dalam waktu lama dalam basa kuat karena akan merusak gelas
4.    Gunakan peralatan gelas yang terbuat dari borosilikat, jika digunakan untuk asam korosif dan lain-lain
5.    Saat mengaduk larutan dalam wadah gelas hindari menggunakan pengaduk dengan ujung tajam yang dapat menggores peralatan gelas
6.    Tidak mencampur asam sulfat pekat dengan air dalam gelas ukur, akan menghasilkan panas yang dapat memecah gelas
7.    Peralatan gelas yang tergores, retak atau pecahtidak digunakan untuk memanaskan karena suhu yang kuat akan membuat peralatan mudah rusak
8.    Lakukan pemanasan secara bertahap untuk mencegah pecahnya alat
9.    Tidak meletakkan peralatan gelas dingin ke atas hotplate apabila hotplate dalam keadaan panas
10. Buang atau pecahan alat yang rusak dengan aman.  Gunakan tempat pembuangan khusus yang didesign tahan bocor dan diberi label.

A.    Pencucian Peralatan

·         Tabung reaksi yang telah digunakan harus dikosongkan, dibilas dengan air, dicuci dengan air panas yang mengandung detergen alkalin dan dilanjutkan dengan pembilasan menggunakan air panas.  Terakhir tabung reaksi dibilas dengan air destilasi dan dikeringkan.
·         Pipet dibilas dengan air dingin segera setelah digunakan, dicuci dengan air destilasi dan dikeringkan
·         Peralatan yang digunakan untuk wadah sampel mikroba, kultur harian, peralatan agitasi, pengambilan ssampel dan peralatan lain yang kontak dengan susu selain harus selalu bersih juga harus disterilisasi sebelum digunakan.
·         Peralatan gelas dicuci pertama kali dengan menggunakan air dingin
·         Peralatan pipet yang telah digunakan sebaiknya diletakkan secara vertikal dalam wadah berisi hipoklorit 200 ppm.  Hal ini akan mempermudah pembersihan dan meminimalkan resiko kontaminasi.
·         Selanjutnya dicucui dengan detergen 1% dalam air hangat.  Untuk membersihkan noda ditempat yang sulit dijangkau, sebaiknya menggunakan sikat sesuai.
·         Peralatan yang dibuat dari plastik sebaiknya dicuci dengan menggunakan spon agar tidak tergores.
·         Peralatan logam dicuci dengan sabun detergen dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.

B.    Sterilisasi Peralatan
Sterilisasi adalah proses pembuatan media atau material terbebas dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi bahan atau produk pangan dapat dilakukan dengan mencuci, memanaskan, memasak, atau menggunakan autoklaf untuk mengkombinasikan suhu dan tekanan.

Metode sterilisasi
Metode
Perlakuan
Material yang disterilkan
Autoclaving
Uap panas 121oC
Tekanan 15-17 Psi
Selama 15 menit sampai beberapa jam
Peralatan yang tahan panas seperti gelas, besi dan beberapa plastik
Oven
Udara panas 160oC selama 10 jam atau lebih
Peralatan gelas dan besi
Penyaringan
Melewatkan bahan melalui filter yang memiliki lubang berukuran0,22-0,45 µm 9virus tidak dapat dihambat dengan metode ini)
Senyawa yang tidak tahan panas seperti assam amino, vitamin, antibiotik, gula dll.
Radiasi
Penyinaran dengan ultraviolet atau radiasi energi tinggi lainnya
Plastik, hanya efektif untuk permukaannya saja
Gas
Penguapan dengan gas yang reaktif, misal etilen oksida.
Padatan tidak tahan panas, seperti  plastik

Sterilisasi secara Fisika
Sterilisasi secara fisik adalah proses sterilisasi dengan menggunakan saringan (filter), suhu tinggi (panas), radiasi cahaya, dan tekanan untuk membunuh mikroba merugikan.
Metode saringan untuk membuang mikroba dari larutan tidak tahan panas dengan melewatkan larutan tersebut melalui filter yang dapat menahan bakteri
Sterilisasi dengan menggunakan panas dapat dilakukan secara kering (udara panas), sterilisasi lembab (air panas) dan autoklaf.
Sterilisasi dengan suhu tinggi dapat dilakukan dengan perebusan dalam air mendidih, penguapan air panas, aliran uddara panas (oven0, atau kombinasi suhu tinggi dengan tekanan tinggi.
Penggunaan autoklaf pada tekana  15 psi dan suhu 121oC dilakukan selama 15-30 menit. Umumnya bakteri mati pada suhu 121o C selama 10 menit.
Radiasi sinar bergelombang pendek juga ddapat digunakan untuk sterilisasi, seperti sinar –x, gamma, atau ultraviolet.

Sterilisasi secara kimiawi
Adalah proses sterilisasi yang menggunakan bahan kimia sebagai desinfektan.  Senyawa asam dan basa kuat merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan dalam sterilisasi secara kimia karena kemampuan menghidrasi isi sel mikroba.
Beberapa senyawa kimia yang telah diketahui dapat membunuh bakteri adalah larutan CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO
Larutan garam NaCl 9%, KCl 11%, KNO3 juga dapat digunakan untuk membunuh mikroba
KMnO4 1% dan HCl 1,1% juga dapat digunakan.
Formalin (formaldehid) konsentrasi 4-20% sangat efektif sebagai desinfektan.
Alkohol dengan konsentrasi 50-75% juga dapat digunakan untuk sterilisasi.


No comments:

Post a Comment

Komentar

JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL

JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL Ada beberapa jenis proses pemanasan yang umum diterapkan dalam proses pengalengan pangan, seperti blansir...