Materi
:Merawat Peralatan Laboratorium
Mata
pelajaran: Dasar Pengendalian mutu Hasil
Pertanian
Perawatan dan pemeliharaan peralatan
laboratorium merupakan hal yang mutlak diperlukan di laboratorium. Pemilihan, penggunaan, pembersihan,
pengeringan dan penyimpanan yang tepat menjadi kunci dalam perawatan peralatan
laboratorium.
Tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan untuk merawat dan memelihara peralatan laboratorium;
1.
Sebelum
menggunakan peralatan gelas, periksa terlebih dahulu apakan peralatan yang
digunakan dalam keadaan baik
2.
Peralatan
yang baru biasanya bersifat basa dan harus dicuci pada saat diterima. Umumnya
direndam dengan HCl atau HNO3 sebelum dicuci dan dibilas dengan air destilasi
3.
Tidak
merendam peralatan gelas dalam waktu lama dalam basa kuat karena akan merusak
gelas
4.
Gunakan
peralatan gelas yang terbuat dari borosilikat, jika digunakan untuk asam
korosif dan lain-lain
5.
Saat
mengaduk larutan dalam wadah gelas hindari menggunakan pengaduk dengan ujung
tajam yang dapat menggores peralatan gelas
6.
Tidak
mencampur asam sulfat pekat dengan air dalam gelas ukur, akan menghasilkan
panas yang dapat memecah gelas
7.
Peralatan
gelas yang tergores, retak atau pecahtidak digunakan untuk memanaskan karena
suhu yang kuat akan membuat peralatan mudah rusak
8.
Lakukan
pemanasan secara bertahap untuk mencegah pecahnya alat
9.
Tidak
meletakkan peralatan gelas dingin ke atas hotplate apabila hotplate dalam
keadaan panas
10. Buang atau pecahan alat yang rusak
dengan aman. Gunakan tempat pembuangan
khusus yang didesign tahan bocor dan diberi label.
A. Pencucian Peralatan
·
Tabung
reaksi yang telah digunakan harus dikosongkan, dibilas dengan air, dicuci
dengan air panas yang mengandung detergen alkalin dan dilanjutkan dengan
pembilasan menggunakan air panas.
Terakhir tabung reaksi dibilas dengan air destilasi dan dikeringkan.
·
Pipet
dibilas dengan air dingin segera setelah digunakan, dicuci dengan air destilasi
dan dikeringkan
·
Peralatan
yang digunakan untuk wadah sampel mikroba, kultur harian, peralatan agitasi,
pengambilan ssampel dan peralatan lain yang kontak dengan susu selain harus
selalu bersih juga harus disterilisasi sebelum digunakan.
·
Peralatan
gelas dicuci pertama kali dengan menggunakan air dingin
·
Peralatan
pipet yang telah digunakan sebaiknya diletakkan secara vertikal dalam wadah
berisi hipoklorit 200 ppm. Hal ini akan
mempermudah pembersihan dan meminimalkan resiko kontaminasi.
·
Selanjutnya
dicucui dengan detergen 1% dalam air hangat.
Untuk membersihkan noda ditempat yang sulit dijangkau, sebaiknya
menggunakan sikat sesuai.
·
Peralatan
yang dibuat dari plastik sebaiknya dicuci dengan menggunakan spon agar tidak
tergores.
·
Peralatan
logam dicuci dengan sabun detergen dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.
B. Sterilisasi Peralatan
Sterilisasi
adalah proses pembuatan media atau material terbebas dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi bahan atau produk pangan dapat dilakukan dengan mencuci,
memanaskan, memasak, atau menggunakan autoklaf untuk mengkombinasikan suhu dan
tekanan.
Metode sterilisasi
Metode
|
Perlakuan
|
Material yang disterilkan
|
Autoclaving
|
Uap panas 121oC
Tekanan 15-17 Psi
Selama 15 menit sampai
beberapa jam
|
Peralatan yang tahan
panas seperti gelas, besi dan beberapa plastik
|
Oven
|
Udara panas 160oC selama
10 jam atau lebih
|
Peralatan gelas dan besi
|
Penyaringan
|
Melewatkan bahan melalui
filter yang memiliki lubang berukuran0,22-0,45 µm 9virus tidak dapat dihambat
dengan metode ini)
|
Senyawa yang tidak tahan
panas seperti assam amino, vitamin, antibiotik, gula dll.
|
Radiasi
|
Penyinaran dengan
ultraviolet atau radiasi energi tinggi lainnya
|
Plastik, hanya efektif
untuk permukaannya saja
|
Gas
|
Penguapan dengan gas
yang reaktif, misal etilen oksida.
|
Padatan tidak tahan
panas, seperti plastik
|
Sterilisasi
secara Fisika
Sterilisasi
secara fisik adalah proses sterilisasi dengan menggunakan saringan (filter),
suhu tinggi (panas), radiasi cahaya, dan tekanan untuk membunuh mikroba
merugikan.
Metode
saringan untuk membuang mikroba dari larutan tidak tahan panas dengan
melewatkan larutan tersebut melalui filter yang dapat menahan bakteri
Sterilisasi
dengan menggunakan panas dapat dilakukan secara kering (udara panas),
sterilisasi lembab (air panas) dan autoklaf.
Sterilisasi
dengan suhu tinggi dapat dilakukan dengan perebusan dalam air mendidih,
penguapan air panas, aliran uddara panas (oven0, atau kombinasi suhu tinggi
dengan tekanan tinggi.
Penggunaan
autoklaf pada tekana 15 psi dan suhu 121oC
dilakukan selama 15-30 menit. Umumnya bakteri mati pada suhu 121o C
selama 10 menit.
Radiasi
sinar bergelombang pendek juga ddapat digunakan untuk sterilisasi, seperti
sinar –x, gamma, atau ultraviolet.
Sterilisasi secara kimiawi
Adalah
proses sterilisasi yang menggunakan bahan kimia sebagai desinfektan. Senyawa asam dan basa kuat merupakan senyawa
kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan dalam sterilisasi secara kimia
karena kemampuan menghidrasi isi sel mikroba.
Beberapa
senyawa kimia yang telah diketahui dapat membunuh bakteri adalah larutan CuSO4,
AgNO3, HgCl2, ZnO
Larutan
garam NaCl 9%, KCl 11%, KNO3 juga dapat digunakan untuk membunuh mikroba
KMnO4 1%
dan HCl 1,1% juga dapat digunakan.
Formalin
(formaldehid) konsentrasi 4-20% sangat efektif sebagai desinfektan.
Alkohol
dengan konsentrasi 50-75% juga dapat digunakan untuk sterilisasi.
No comments:
Post a Comment
Komentar