Sunday, 18 November 2018

Cara Menentukan Titik Kritis (CCP) pada pembuatan Roti manis


Critical Control Point (CCP) atau titik pengendalian kritis dapat didefinisikan sebagai “Sebuah tahapan dimana pengendalian dapat dilakukan dan sangat penting untuk mencegah atau menghilangkan potensi bahaya terhadap keamanan pangan atau menguranginya hingga ke tingkat yang dapat diterima.”
Dengan kata lain, CCP adalah suatu titik, prosedur atau tahapan dimana terlewatnya pengendalian dapat mengakibatkan resiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan pangan. Dengan demikian, “Jika suatu potensi bahaya telah diidentifikasi pada suatu tahapan dimana pengendalian diperlukan untuk menjamin keamanan produk, dan tidak ada upaya pengendalian lain yang ada pada tahapan ini, maka produk atau proses tersebut harus dimodifikasi pada tahapan tersebut atau pada tahap sebelum atau sesudahnya agar potensi bahaya tersebut menjadi dapat dikendalikan.

Setelah diketahui adanya titik bahaya dalam alur proses, selanjutnya dilakukan penentuan titik kendali kritis (TKK). Pada tahap ini, semua tahapan proses diidentifikasi sehingga dapat ditentukan pada tahapan proses mana bahaya yang ada akan dihilangkan atau dikurangi. Untuk mengendalikan bahaya yang sama mungkin terdapat lebih dari satu TKK pada saat pengendalian dilakukan. Penentuan TTK selalu dilakukan pada setiap proses, mulai dari awal proses hingga di konsumsi. Pada setiap tahap tersebut, ditentukan bahaya biologis, kimia, maupun fisik.

Penentuan titik kendali kritis dilakukan dengan menggunakan diagram penentuan CCP. Penentuan CCP dilandaskan pada penilaian tingkat keseriusan dan kecenderungan kemunculan potensi bahaya tersebut.



Penentuan CCP juga didasarkan pada hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan, mencegah ataumengurangi potensi bahaya pada suatu tahap pengolahan. Pemilihan CCP dibuat berdasarkan pada :
1)   Potensi bahaya yang teridentifikasi dan kecenderungan kemunculannya. Hal ini dikaitkan dengan hubungannya terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kontaminasi yang tidak dapat diterima.
2)   Operasi dimana produk tersebut terpengaruh selama pengolahan, persiapan dan sebagainya.
3)   Tujuan penggunaan produk.


Penentuan CCP dapat dibantu dengan menggunakan pohon keputusan Penerapannya harus bersifat lentur, tergantung pada situasi yang dihadapi. Proses identifikasi CCP sesungguhnya sangat dibantu oleh pemahaman yang benar terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pohon keputusan. Pemahaman ini sangatlah mendasar. Contoh CCP antara lain: pemasakan, pengendalian formulasi, pendinginan atau pengemasan.





Sebelumnya terlebih dahulu kita membuat diagram alir pembuatan roti manis yang baku.  sebagai contoh diagram alir tersebut dapat bapak/ Ibu perhatikan di bawah ini.

Diagramalir proses produksi roti manis isi vla atau krim

Penerimaan Bahan Baku
(tepung terigu, ragi, gula, garam,maizena,skim,margarin,telur, shortening, emulsifier)


                 Pengayakan terigu                                            Pencucian Telur

Pemecahan telur


      Penimbangan

            Pembuatan Vla                             Pembuatan Roti                          Pembuatan Krim


Mixing
Mixing
Mixing
(susu, gula, maizena,
Tahap 1 : margarin, gula, telur
(jelly mellow, shorten-
garam)
Tahap 2 : terigu, ragi, emplex,
ing, margarin)
shortening, air


    Pemasakan   kuning telur kocok            Fermentasi


                                                                      Dividing

    Pengangkatan adonan                              Rounding


       Vla                                               Intermediete Proofing                          Krim


Penyimpanan Vla                                   Moulding                               Penyimpanan Krim


Pembentukan Final



Proofing Baking


Filling


      Packaging



SElanjutnya melakukan analisis bahaya, analisis bahaya dapat diakukan dengan cara seperti tabel di bawah ini
Tabel Analisis Bahaya Produksi Roti Manis Isi Vla Atau Krim
No
Input/Tahapan proses
Identifikasi Bahaya
Justifikasi penyebab bahaya
Signifikansi Bahaya
Tindakan
Pencegahan
Peluang
Kepa- rahan
Signifi- kansi
1
Penerimaan Bahan
kering (terigu, ragi, gula,garam,emulsif ier,maizena)
B : mikroba perusak
(amilolitik)
Penyimpanan (ka naik)
L
L
TN
SOP penyimpanan
K : logamberat
Terbawa dari suplayer
L
L
TN
Jaminan suplayer
F : kerikil, serangga
Terbawa dari suplayer
H
L
TN
Pengayakan
2
Penerimaan Bahan
lemak (margarin, shortening)
B : Mikroba lipolitik
Suplayer, penyimpanan
L
L
TN
Jaminan suplayer,
SOP penyimpanan
3
Penerimaan telur
B : Salmonella
Terbawa dari suplayer
H
H
N
Cuci sebelum
digunakan
4
Input air dingin
B : Koliform,E.coli
Sumber airpabrik
M
H
N
Perlakuan sanitasi
air
K : logamberat
Sumber air pabrik
M
L
TN
Analisis air
setahun sekali
F : serangga, benda asing
Lingkungan pabrik
L
L
TN
Perlakuan sanitasi
air
5
Pengayakan
B : Mikrobaamilolitik
Ayakan kotor
H
L
TN
Sanitasi ayakan
F : Kawat, benda asing
Ayakan rusak
H
M
N
Perawatan ayakan
6
Penimbangan
F : Benda asing
Timbangan kotor,
lingkungan
L
L
TN
Sanitasi timbangan
7
Mixing
B : Bakteri berspora,
biofilm
Mixer kotor
L
M
TN
SSOP
F : Mixer
Kontaminasi logam
L
M
TN
Perawatan alat
8
Fermentasi
B : bakteri, kapang
Kontaminasi wadah
L
M
TN
SSOP
9
Dividing dan
Rounding
B : Mikroba
Divider, rounder kotor
M
M
TN
SSOP
F : kotoran, logam
Divider, rounder kotor
M
M
TN
Perawatan alat
10
Internal Proofing
B : Mikroba
Udara, lingkungan
L
M
TN
Perawatan
exhous-pan
11
Moulding
B : Mikroba
Muolder kotor
L
M
TN
SSOP
F : Kotoran, debu
Moulder kotor
M
M
TN
SSOP
12
Pembentukan
adonan
B : Mikroba (S. aureus)
Pekerja
H
M
N
GMP. SSOP
(higiene pekerja)
F : Rambut
Pekerja
L
L
TN
GMP, Higiene
pekerja
13
Final Proofing
tidak ada bahaya kesehatan
-
-
-
-
-
14
Baking
tidak ada bahaya kesehatan
-
-
-
-
-
15
Filling
B : Mikroba ((S. aureus)
Pekerja
H
M
N
Higiene pekerja
B : Mikroba (Salmonella)
Vla
M
H
N
GMP, SOP
pemasakan
16
Packaging
B : Mikroba
Penutupan tidak rapat
L
M
TN
SOP sealing
17
Penyimpanan
Produk
B : Mikroba (Salmonella)
Vla disimpan tidak baik
H
H
N
SOP
Penyimpanan Vla
18
Pemasakan Vla
B : Mikroba (Salmonella)
Ssuhu dan waktu
pemasakan tidak cukup
M
H
N
Kontrol waktu
dan suhu
19
Pemecahan Telur
B : Mikroba (Salmonella)
Terbawa dari kulit
L
H
TN
GMP
F : pecahan cangkang
Pemecahan ceroboh
M
M
TN
GMP
20
Pencucian Telur
B : Mikroba
Air, kotoran cangkang
M
M
TN
GMP pencucian

Keterangan : B : bahaya biologis, K : bahaya kimia, F : bahaya fisik, L : rendah, M : sedang, TN : bahaya tidak nyata, N : bahaya
nyata/signifikan


Tahap berikutnya addalah menetapkan titik kendali kritis (CCP) 
 Tabel Hasil penetapan CCP produksi roti manis

Input/
Tahap
Proses
Bahaya
P1
P2
P3
P4
CCP/Bukan
CCP
Penerimaantelur
B : Salmonella
Y
Y


CCP
Input air dingin
B : Koliform,E.coli
Y
N
N

Bukan CCP
Pengayakantepung
F : Kawat, benda asing
Y
Y


CCP
Pembentukanadonan
B : Mikroba (S. aureus)
Y
N
Y
Y
Bukan CCP
Filling
B : Mikroba (S. aureus dan
Salmonella)
Y
N
Y
N
CCP
Penyimpananproduk
B : Mikroba (Salmonella)
Y
N
N

Bukan CCP
Pemasakan vla
B : Mikroba (Salmonella)
Y
N
Y
N
CCP

jadi CCP (titik kritis) yang ada pada produksi roti manis adalah meliputi ; penerimaan telur, pengayakan tepung, filling  dan pemasakan vla.




******SALAM SMK BISA*******

JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL

JENIS DAN TUJUAN PROSES TERMAL Ada beberapa jenis proses pemanasan yang umum diterapkan dalam proses pengalengan pangan, seperti blansir...